Peserta Didik menurut Teori para Ahli

Teori dan Perkembangan Peserta didik menurut pandangan ahli
pengertian peserta didik

Dalam dunia pendidikan tidak lepas dari peran pendidik dan posisi peserta didik. pendidik dalam dunia pendidikan berperan sebagai subyek, sedangkan peserta didik dipandang sebagai objek. Artinya tujuan dari pendidikan adalah peserta didik, sebagai orang / hal yang dikenai perlakuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

untuk lebih jelasnya mengenai siapa saja yang termasuk dalam peserta didik dapat dijelaskan sebagai berikut.


1. Pengertian Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi didik melalui proes pendidikan. Ia adalah sosok yang selalu mengalami perkembangan sejak lahir sampai meninggal dengan perubaha-perubahan yang terjadi secara wajar(Sutari imam Bernadib, 1995).

Peserta didik disini sangat tergantung dan membutuhkan bantuan dari orang lain yang memiliki kewibawaan dan kedewasaan.

2. Peserta Didik Sebagai Personal
Yang dimaksud dengan peserta didik sebagai pesona adalah peserta didik merupakan subyek yang otonom, memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang, bisa marah, dan sebagainya. Ciri khas yang dimiliki oleh peserta didik adalah:

a.       Individu yang memiliki potensi fisik dan piskhis yang khas.
b.      Individu yang sedang berkembang
c.       Individu yang membutuhkan bimbingan
d.      Individu yang memiliki kemampuan untuk  mandiri



Keempat ciri tersebut merupakan justifikasi indikasi keunikan peserta didik sebagai pesona yang multidimensial. Aneka dimensi dapat menjelma pada diri peserta didik dalam interaksinya dengan lingkungan alam natural dan lingkungan sosiokultural. Dimensi individualitas pada diri peserta didik. Dimensi sosialitas pada diri peserta didik. Dimensi religiusias pada peserta didik . Dimensi historisitas tampak pada peserta didik. Dimensi moralitas pada diri peserta didik.


Semua keunikan yang ada pada diri peserta didik sebagai pribadi manusia menjadi indikator yang membedakan antara dirinya dengan makhluk hidup lain. Hanya manusia yang mengenal kelengkapan dimensi-dimensi yang ada, menjadikan kehidupan manusia bisa bersifat dinamis bukan statis. Kecerdasan pada diri manusia, menurut Howard Gardner menyebut kecerdasan manusia tidak bersifat tunggal akan tetapi ganda (multiple intelligences). Hal ini senada dengan Thomas Amstrong (1993) yang menyebut kecerdasan ganda (multiple intelligences) pada diri manusia meliputi tujuh macam kecerdasan, yaitu verbal intelligences, musical intelligences, spatial intelligences, kinesthetical intelligences, logical-mathematical intelligences, social intellgences, intrapersonal intelligences.


Hakekat manusia sebagai makhluk multidimensional, menurut Notonagoro (Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dwi Siswoyo, 1995) bahwa secara kodrati peserta didik merupakan sosok manusia yang memiliki aneka macam kodrat yaitu kedudukan kodrat, susunan kodrat, dan sifat kodrat.

3.     Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta didik

Istilah pertumbuhan pada diri peserta didik lebih diartikan sebagai bertambahnya tinggi badan, berat badan, semakin efektifnya fungsi-fungsi otot tubuh dan organ fisik, organ panca indra, kekekaran tubuh, dan lain-lain yang menyangkut kemajuan aspek fisik. Sedangkan istilah perkembangan diartikan sebagai semakin optimalnya kemajuan aspek psikis peserta didik seperti kemampuan cipta, rasa, karsa, karya, kematangan pribadi, pengendalian emosional, kepekaan spiritualitas, keimanan dan ketaqwaan.menurut Hurlock(1992) perkembangan adalah serangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.


Dalam buku Crow and crow(Sutari Imam Barnadib, 1995), kita mengenal beberapa usia perkembangan, diantaranya adalah:
a.       Usia kronologis
b.      Usia kejasmanian
c.       Usia anatomis
d.      Usia kejiwaan
e.       Usia pengalaman

Para ahli telah menyusun teori perkembangan peserta didik. Berikut ini uraian lengkap untuk masing-masing teori sebagai berikut:
Nativismeteori ini dipelopori oleh Schopenhauer (1788-1860) yang berpendapat bahwa bayi manusia sejak lahir sudah dikaruniai bekal bakat dan potensi baik dan buruk.



Empirisme


Teori ini dipelopori oleh Jhon Locke ini berpendapat bahwa perkembangan anak tergantung dari pengalamannya, sedangkan pembawaannya tidak penting.

Naturalisme

Teori ini dipelopori oleh Jean Jaques Rousseau (1712-1778) yang berpendapat bahwa anak sejak lahir sudah membawa potensi baik. Adapun ia menjadi jahat disebabkan oleh pengaruh-pengaruh negatif dari masyarakat yang memang sudah buruk dan jahat.

Konvergensi

Teori ini dipelopori oleh William Stern (1871-1939) ini beranggapan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu disamping dipengaruhi faktor-faktor iternal yaitu potensi yang dibawa sejak lahir juuga dipengaruhi oleh pengalaman.


Teori ini disebut sebagai teori konvergensi dikarenakan menggabungkan aliran-aliran ssebelumnya menjadi memusat kesatu titik(konvergen).

4.      Teori Perkembangan Fisik Peserta Didik

           

Teori ini dikemukakan oleh Gassel dan Ames (1940) serta Illingsworth (1983). Dalam pendidikan, pengembangan fisik anak mencakup pengembangan : kekuatan, ketahanan, kecepatan, kecekatan, dan keseimbangan.


Menurut Gassal ddan Ames (1940) serta Illingsworth(1983) yang dikutip oleh Slamet Suyanto (2005), perkembangan motorik peserta didik pada anak usia dini mengikuti delapan pola umum sebagai berikut:



a. Continuity (keberlanjutan), yakni suatu perkembangan yang dimulai dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks sejalan dengan bertambahnya usia anak.


b. Unuform sequence (kesamaan tahapan), suatu perkembangan yang memiliki tahapan sama untuk semua anak, meskipun kecepatan tiap anak untuk mencapai tahapan tersebut berbeda.


c. Maturity (kematangan), suatu perkembangan yang ada pada peserta didik yang dipengaruhi oleh perkembangan sel syaraf.


d. From general to specific process (proses dari umum ke khusus), yakni suatu perkembangan yang dimulai dari gerak yang bersifat umum kepada gerak yang bersifat khusus.


e. Dari gerak refleks bawaan ke arah ter koordinasi. Yakni perkembangan peserta didik yang dimulai dari gerak refleks bawaan kepada aneka gerak yang terkoordinasi dan bertujuan.


f. Chepalo-coudal dirction, suatu perkembangan yang ditandai dengan bagian yang mendekati kepala berkembang lebih cepat dari pada bagian yang mendekati ekor.


g. Proximo-distal, yakni suatu perkembangan yang ditandai dengan bagian yang mendekati sumbu tubuh berkembang lebih dulu dari pada yang lebih jauh.


h. From bilateral to crosslateral coordinate, yakni suatu perkembangan yang dimulai dari koordinasi organ yang sama berkembang lebih dahulu sebelum bisa melakukan koordinasi organ bersilang.
5.      Teori Perkembangan Biologis Peserta Didik

Teori perkembangan ini dikemukakan oleh para ahli seperti Aristoteles, Kretschmer, dan Sigmund Freud.

Perkembangan peserta didik menurut Sigmund Freud dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Umur
(tahun)
Fase
perkembangan
Perubahan
Perilaku
0,0-1,0
Masa oral
Mulut merupakan daerah pokok aktifias dinamika
1,0-3,0
Masa anal
Dorongan dan tahanan berpusat pada fungsi pmbuangan kotoran
3,0-5,0
Masa felis
Alat keamin merupakan daerah erogen terpenting
5,0-13,0
Masa laten
Dorongan-dorongan cenderung terdesak dan mengendap ke dalam bawah sadar
13,0-20,0
Masa pubertas
Dorongan-dorongan mlai menonjol dan mncul kembli
20,0 ke atas
Masa genital
Individu yang telah menjadi manusia dewasa dan siap terjun dlam kehidupan masyarakat luas

Gambar-2: tahap Perkembangan Peserta didik menurut sigmund freud

6.   Teori Perkembangan Intelektual Peserta Didik
Jean Piaget (1896-1980) sangat berperan dalam bidang psikologi perkembangan. Teori-teorinya mengutamakan unsur kesadaran (kognitif)yang masih dianut oleh banyak orang hingga sekarang. Ketertarikan Piaget untuk menyelidiki peran genetik dan perkembangan anak, akhirnya menghasilkan suatu mahakarya yang dikenal dengan nama teori perkembangan kognitif ( Theory of Cognitive Development) atau teori perkembangan intelektual ( Theory of Intellectual Development ). Dalam teori ini, Piaget menjelaskan tentang langkah-langkah yang harus dilalui seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berpikir secara formal. Teori ini dipakai baik dalam bidang psikologi maupun pendidikan.
      Menurut Piaget, perkembangan intelektual peserta didik berlangsung dalam 4 tahap : 
a). tahap sensori motor
b). tahap pra-operasional
c). tahap operasional kongkret
d). tahap operasional formal


7. Teori Perkembangan Sosial Peserta Didik
Erik Erikson mengembangkan teori-teori dari Freud yang lebih menekankan pada dorongan seksual, yaitu dengan menekankan pada aspek-aspek perkembangan sosial. Teori ini selanjutnya disebut dengan teori perkembangan psikososial ( Theory of Psychosocial Decelopment ).

8. Teori Perkembangan Mental Peserta Didik

     

Lev Vygotsky memiliki pendapat yang hampir sama dengan Jean Piaget, bahwa siswa membentuk pengetahuan, yaitu apa yang diketahui siswa bukanlah hasil kopi dari apa yang mereka dapatkan dari lingkungan tetapi sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa itu sendiri melalui bahasa


Ada 2 implikasi utama teori Vigotsky. Pertama, perlunya tatana kelas dan bentuk pembelajaran kooperatif antar siswa. Kedua, pendekata Vigotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding, yakni semakin lama siswa belajar akan semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri.

9. Teori Perkembangan Moral Peserta Didik

           

Istilah moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, akhlak, ajaran tentang kesusilaan dan tata cara dalam kehidupan.John Dewel sebagai orang pertama yang mengembangkan teori moral peserta didik, membagi 3 tahap perkembangan, yaitu : tahap “ premoral” atau “preconventional”, tahap “conventional”, tahap “ autonomous”. Dalam tahap pertama, tingkah laku seseorang didorong oleh desakan yang bersifat fisikal atau sosial. Tahap kedua, seseorang mulai bisa menerima nilai dengan sedikit kritis berdasarkan kriteria kelompoknya. Tahap ketiga, seseorang sudah mulai bisa berbuet atau bertingkah laku sesuai dengan akal pikiran.


Jean Piaget juga mengeluarkan pendapatnya tentang perkembangan moral anak. Menurutnya, ketidakmatanganmoral anak disebabkan oleh 2 hal, yaitu : keterbatasan moral anak ; egosentris dan realistik, rasa hormat kepada orag tua/ dewasa yang heterogen. Piaget membagi 3 tahap perkembangan moral anak, yakni : tahap non-morality, tahap heteronomous dan tahap autonomous.


Selain itu, Lawrence Kohlberg (1977) juga berpendapat tentang moral anak. Menurutnya, ada 3 tahap perkembangan moral anak, yaitu : Pre-conventional, conventional dan post-conventional.

10. Teori Kepribadian Peserta Didik
            Murray membagi tipe kepribadian peserta didik khususnya anak usia dini menjadi beberapa macam, yakni :
a. Autonomy
b. Affiliation
c. Succurance
d. Nurturrance
e. Agrassion
f. Dominance
g. Achivement

11. Kecerdasan Ganda Peserta Didik
            Menurut Gardner, kecerdasan adalah kapasitas yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan masalah dan membuat cara penyelesaiannyadalam konteks yang beragam dan wajar. Kecerdasan seseorang bersifat jamak atau ganda yang meliputi :
1.      Kecerdasan Matematik
2.      Kecerdasan Lingual
3.      Kecerdasan Musikal
4.      Kecerdasan Visual-Spasial
5.      Kecerdasan Kinestetik
6.      Kecerdasan Interpersonal
7.      Kecerdasan Intrapersonal
8.      Kecerdasan Natural


12. Peserta Didik Berbakat
          Setiap peserta didik memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda. Bakat merupakan suatu kelebihan yang dimilikioleh peserta didik yang mengarah pada aneka kemampuan. Sedangkan minat adalah keinginan yang berasal dari dalam diri peserta didik terhadap obyek atau aktivitas tertentu.Secara vokasional, minat seseorang dapat berupa minat profesional, komersial dan minat kegiatan fisik. Kepemilikan bakat dan minat sangat berpengaruh tehadap prestasi yang dicapai seseorang.
            Menurut Yaumil (1991) ada 3 kelompok ciri keberbakatan, yaitu :
  1. kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata
  2. kreatifitas yang tergolong tinggi
  3. komitmen terhadap tugas yang tergolong tinggi
            Sedangkan Munandar (1992), menyebutkan bahwa ciri-ciri peserta didik yang berbakat adalah a) indikator intelektual belajar meliputi : kemudahan dalam menangkap pelajaran, kemudahan mengingat kembali, memiliki perbendaharaan kata yang luas, penalaran yang tajam, daya konsentrasi baik dan lain sebagainya. b) indikator kreatifitas meliputi memiliki rasa ingin tahu yang besar, sering mengajukan pertanyaan yang berbobot, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah dll. c) indikator motivasi meliputi : tekun mengerjakan tugas, ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami pengetahuan yang diberikan dll.


EmoticonEmoticon